iklan

Sunday, May 29, 2011

Ziarah

Ziarah Mei 2011

Pukul 06.00 wib kami sudah  berangkat ,perkiraan perjalanan sampai tujuan 3 jam ,kemungkinan pukul 10.30 sampai di sana.Di Bulan Mei ini Kami Memperingati Bulan Maria,Kami melakukan doa Rosario bergilir selama 30 hari ini dan penutupan dilakukan di Goa Maria Kaliori.



Pembangunan Gua Maria Kaliori dimulai pada tanggal 15 Agustus 1989 dengan ditandai Peletakan Batu Pertama oleh Uskup Purwokerto Mgr. P. S. Hardjasoemarta MSC. Suatu peristiwa bersejarah bagi Gua Maria Kaliori dimulai pada tanggal 10 Oktober 1989, dimana di dalam Misa Agung di Yogyakarta, Bapa Suci Yohanes Paulus II berkenan memberkati Patung Bunda Maria dan menandatangani Prasasti Gua Maria Kaliori, selanjutnya pada tanggal 8 Desember 1989 Gua Maria Kaliori diberkati dan diresmikan penggunaannya.
 Semenjak itu pembangunan tempat ziarah umat Katolik tersebut berlanjut terus. Berbagai fasilitas, seperti : Kapel Ratu Surga, Jalan Salib, Taman Rosario Hidup, Pendopo bagi para peziarah, dan yang terakhir dibangun adalah Rumah Retret Maria Immaculata, dengan kapasitas 150 orang sekarang sudah tersedia bagi peziarah sehingga Gua Maria Kaliori menjadi salah satu tempat ziarah yang terlengkap di Indonesia.
Dalam rangka pengembangan lokasi tempat ziarah ini, maka Keuskupan Purwokerto menyerahkan pengelolaan Gua Maria Kaliori kepada Konggregasi Oblat Maria Immaculata (OMI) yang memiliki kharisma di dalam pengelolaan Gua Maria di berbagai negara di dunia.


Dalam perjalanan kami di suguhi pemandangan pegunungan yang jarang kita temui,udara yang sejuk saat melewati wonosobo dan pukul 10.15 kita tiba di Goa Maria Kaliori,Setelah tiba di sana kami beristirahat ,kami pun makan siang terlebih dahulu sebelum melanjutkan ziarah.setelah selesai makan siang kami bersiap – siap untuk Doa Jalan Salib.
Jarak tempuh rute Doa Jalan Salib di sini sekitar 1 Km jalannya pun menanjak,
Terasa benar – benar Jalan Salib,walaupun lelah setelah perjalanan 3 jam lebih kami tetap semanggat,itulah semangat iman kami,”Ndherek Dewi Maria,& Nderek Gusti Nganti Tumekaning Pati”Perjalanan Doa Jalan Salib Ini Menang Melelahkan, namun tidak seberapa dengan Sengsara Yesus ,Kami semakin bias merasakan betapa Yesus dulu menjalaninya.
Namanya jalan Menanjak dan rata – rata kelompok kami sudah berumur,sehingga ada juga seorang dari kami yang jatuh karena berjalan terus, untunglah tidak terjadi hal yang lain, kamipun melanjutkan Doa Jalan Salib yang disertai dengan doa Rosario sampai selesai, keringat yang terus mengalir di badan kami sejenak disegarkan oleh air suci yang ada di sana.Kami membasuh muka, tangan ,dan kaki dan adapun yang meminumnya,mengambil dengan botol ,karena kami percaya air ini sebagai perantara kesembuhan dan suatu air kedamaian,manfaat air ini begitu banyak.
Setelah kami selesai membasuh ,kami mulai menuju goa yang terdapat patung Bunda Maria,disana kami berdoa di depan patung Bunda
Maria,dengan hening kami mulai memanjatkan doa doa pribadi kami masing masing.
Sesudah acara doa selesai tak lupa kami berfoto – foto untuk kenangan.



Skitar pukul 12.00 kami mulai berangkat untuk mampir ke  Batu Raden,cerita batu raden menyusul






Related Post:

0 komentar:

Post a Comment